Sabtu, 13 Oktober 2012

Sasusaku "my love isn't Joke"



 

 

Tittle : My Love Isn’t a Joke

Character :   Sakura Sasuke (Sepenuhnya milik Masashi Kishimoto)

Genre : Romantic,

By (Author) : Vegha Ghae Namikaze

 

            Sakura lagi lagi mematung didepan  jendela  kamarnya. Ia sedang memandang bintang  yang  saat  itu  Nampak  indah  dan  bertaburan. Sakura  menghela  nafas  panjang  kemudian  teringat  akan  masa  SMAnya. “Sasuke Uchiha” Hanya  nama  itu  yang  sering  ia  ingat. Entah  ia  telah  dirasuki  setan  apa  hingga  sekarang  menjadi  seperti  ini.

            “Siaaal!!” Sakura Berjalan  dan  menghempaskan  tubuhnya  dikasur  pinknya. Sesekali  memejamkan  mata  dan  meninju ninju kasurnya.

            “Kenapa  harus  aku? Aku dan aku? Mengapa tidak  orang  lain?” Gadis  Pink itu  mulai  bergumam  sendiri. Diraihnya  telepon  genggam  dan  dicarinya  kontak  dengan  nama “Ino” lalu memencet  tombol “Call”. Setelah  beberapa  detik, muncul suara  diseberang  telepon.

            “Hey, sakura-chan, ada apaa??” Tanya  ino di telepon. Sakura merasa  sesak.

            “B..Biss..Bissakah… K..Kau  Ke Rumahku..?” Sakura mulai  terbata – bata. Tangannya  sedikit  gemetar.

            “Apa yang  terjadi padamu!! Ada  apa?? Sakura-chan, kau baik – baik saja?” Tanya  Ino Nampak  khawatir.

            “Ino-chan, cepatlah…..Tiiiit” sakura memutuskan  sambungan  teleponnya.

“Ding…Dong…Ding…Dong…” Bell rumah  sakura  berbunyi  setelah  beberapa  menit  memutuskan  sambungan  telepon. Sakura menuruni  tangga  dan  menuju  ruang  utama  untuk  membukakan  Pintu. Terlihat  Ino  telah menunggu  di  ambang Pintu Rumahnya. Segera  saja, sakura menggandeng  tangan  Ino  dan  menariknya  menuju  kamarnya.

            “Ada  apa Sakura? Kau  tak apa? Wajahmu  Nampak  merah” Seru Ino setengah  Histeris. Sakura  yang  kala  itu  menunduk, kini  mulai  menjatuhkan  airmatanya. Ia sedikit  mendongak  memandang  Ino. Ino  Nampak sangat khawatir.

            “Ooh.. sakura-chan… bisakah  kau  ceritakan padaku?” sakura  hanya  bisa  mengangguk. Dan  mulai  berkata.

            “Apa  kau  ingat  insiden  saat  kita  di SMA? Apa kau  ingat  tentang sasuke-kun??” Tanya sakura  dengan  sangat  lemah. Ino  sedikit  berpikir.

“Ooh.. sasuke-kun!! Bukannya  dia  sekarang  di Amerika? Apa dia telah  kembali  ke  jepang?” Sahut  Ino  berbinar.

            “Kau  tahu dia? Dia yang saat  itu  mengajakku  keruang  kelas  dan  menciumku…  dia  yang  mengatakan  cintanya  padaku  kepada  semua  orang… dan saat  itu  semua  orang  tahu  bahwa  dia  adalah  seorang  playboy.. aku  terlalu  bodoh  ino-chan… a..ak..akku  benar-benar  bodoh!!” sakura kini  menyalahkan  dirinya  sendiri. Ino  memandangnya  dengan  iba.

            “apa  yang  telah  dia  lakukan  padamu  sakura-chan?” Ino  mendekap Tubuh  mungil gadis itu.

            “hmm….Aku dan dia saat  ini  belum putus, dan kau tahu itu.kau  ingat, Dia pernah berjanji saat ia kembali ke jepang, orang  pertama  yang  ia  kunjungi  adalah  aku… tapi kini, aku  lihat  dia  berjalan  besama  seorang  gadis  berambut  merah  sambil  bergandengan  tangan.” Cerita  sakura  yang  kini  tampak  sangat  Lesu. Ino mengambil  tisu dari  dalam  tasnya  dan  kemudian  ia  berikan  kepada  sakura.

            Ino  menganggukkan  kepalanya  tanda  mengerti.

“Kau harus  melupakannya  sakura, kau itu kuat… kau berhak  mendapat  yang  lebih  baik  darinya.walau  kau  pasti  belum  bisa  melupakannya  sepenuhnya. Cobalah  pelan - pelan” kata  ino  member  saran.

            “Terima  kasih  Ino, kau  sahabatku, kau  yang  selalu  ada  untukku.” Sakura  mendekap  gadis  pirang  itu  ke  dalam  pelukannya. Ino  tersentak  dan  tersenyum  melihat  sahabatnya  kembali  bersemangat

***

            “Sakuraaaa…. Ino  telah  menunggumu  diluar” Ibu  sakura  berteriak  memanggil  anaknya.

            “Iyaa buu, aku sedang berkemas…” Sakura  berlari  menuruni  tangga  dan  menggigit  sandwich  yang  baru  ia  makan  setengah. Kedua  tangannya  membawa  tas  dan  buku. Dengan  cepat, sakura mengemasi  alat  tulis  dan  buku – bukunya  kedalam  tas.

            “Aku  pergi Bu..” teriak  sakura  yang  berlari  keluar  Rumah. Ibu  sakura  hanya  menggelengkan  kepalanya melihat  tingah  anaknya.

            “Hey  sakura, apa  tidak  ada  yang  tertinggal?? Tanya  Ino  sambil  menyusuri  jalan  bersama  sakura. Sakura  berhenti  sebentar  dan  memeriksa  tasnya.

            “ Sepertinya  tak  ada..” sakura  tersenyum  dan  kembali  berjalan. Setibanya  di  depan  kampus, mereka  melihat  pria  berambut  biru  tua  sedang  bersandar  di  tembok  sambil  menatap  kearah  mereka. Ia  kemudian  melambaikan  tangan. Sakura  tampak  tersentak  dan  kemudian  berhenti  sejenak  untuk  memastikan  apakah  orang  yang  melambaikan tangan  itu  memanggilnya.

            Tiba – tiba, seorang gadis  berambut  merah  mendatangi  pria  itu  dan  larut  dalam suka  cita. Sakura  melihat  seluruh  kejadian. Ia  hanya  terpaku  melihat adegan  ini. “sasuke-kun” gumamnya  pelan. Ia menunduk dan kembali  berjallan mengekor  Ino. Ia  tak  tahu, setelah  kepergian  dirinya, sasuke  melihatnya  dengan  pandangan  lirih.

            Setiap  langkahnya  terasa  berat, nafasnya  terasa sesak. Ia  seakan – akan  ingin  roboh  dalam  pendiriannya. Ia  akhirnya  mencoba  duduk  di kursi  taman  dan  menyuruh  Ino  agar  mendahuluinya.

            Ia  sangat  merasa  tak  bertenaga. rasanya setiap  otot  dalam  tubuhnya telah  mati  rasa. Ia  ingin  menangis, tapi  keinginanya  tertahan  dan  akhirnya  menimbulkan  sesak  didadanya. Sayup – sayup  ia  mengingat  kembali  memori  indah  bersama  sasuke.

            “Apakah  aku  seperti  mainan  baginya? Apakah  aku  telah  sirna  dalam  hatinya?” Sakura  terus  bergumam  dengan  lirih.

            Tiba – tiba  seseorang  menepuk  pundaknya. Sakura  terkejut  dan  memalingkan  wajahnya  agar  tahu  siapa  yang  tadi  menepuk  pundaknya.

            “Ooh… Deidara-Kun, apa kau  telah  lama  disitu?” Tanya  sakura  sambil  memaksakan  senyumannya.

            Deidara  adalah  orang  yang  paling  dekat  dengan  sakura. Ia  adalah  seorang  sahabat  sekaligus  kakak  untuk  sakura.

            “Apa  aku  bisa  duduk  disitu?”ujar deidara balik bertanya sambil  menunjuk  tempat  disamping  sakura. Sakura  mengangguk  tanda  setuju.  Deidara  berjalan  dan  sekarang  ia telah  duduk  di  samping  sakura. Ia  tersenyum  manis. Sakura  membalasnya  dengan  senyuman  palsu.

            “ apa  ada  masalah? Belakangan ini,katanya kau  sering  melamun  dikelas. Apa  karena  sasuke??” mendengar  nama  sasuke, sakura  terkejut  dan  menatap  deidara  dengan  Kikuk.

            “Oh..eh.. eng..enggak  kok..” Bohong  sakura. Deidara  hanya  tersenyum  seperti  tahu  akan  perasaanya.

Sambil  menatap  gadis dengan warna rambut  mirip  permen  kapas  itu, Deidara  mulai  bertanya.

            “Kau  tak  bisa  membohongiku. Sekarang  dia  kuliah  disini, apa  kau  tahu??” kata  deidara  sembari  mengelus  kepala  sakura. Sakura  tertunduk  dan  terdiam.

            “ohm..eh..hh... sudahlah, aku  ingin  melupakanya.” Sakura akhirnya  menjawab setelah  terdiam  dengan  durasi  yang  cukup  lama. Ia  ingin pembicaraan  mengenai  sasuke  segera    selesai.

            “Eh..oh… a..akku  masuk  kelas  dulu  yah..”sambung sakura  tersenyum  dan  melambaikan  tangan  kearah  deidara  dan  deidara  membalasnya.

            Saat  pelajaran, sakura  hanya  menghabiskan  waktu  dengan  melamun. Kadang  ia  hanya  memainkan  pulpennya  dengan  cara  mengetuk – ngetukkannya  di  atas  meja. Hal  ini  membuat  kakashi, dosen sakura  mulai  menegurnya.

            “Sakura, apa  kau  sakit?”Tanya  kakashi  yang  sekarang  tepat  didepan  wajahnya. Sakura  tersentak  ia  segera  mengatur  posisi  duduknya  yang  tidak  normal.

            “Mm..maaf  Guru kakashi” sakura  menunduk  tak  berani  melihat  wajah  dosennya  itu. Kakashi  hanya melihatnya seakan memahami  situasi  hatinya.

***

            Saat  istirahat  tiba. Sakura  dan  tenten  berjalan  menuju  kantin. Dilihatnya  pria  tadi  sedang  diekori  beberapa  orang  wanita. Pria itu  tampak  sangat  menyukai  posisinya  saat  itu. Sakura  segera  memalingkan  mukanya  agar  tak  melihat  wajah  pria  itu.

            Naas, Pria  itu  mencegat  sakura  dengan  menggenggam  pergelangan  tangannya  dan  mengangkat  tangan  sakura  yang  ia  genggam. Ia  berbisik.

            “Huh..sakura..” ucap  sasuke.

 hatinya  seakan  akan  hancur, ia sangat  terpukul.

            “Siapa  dia  sasuke?” Tanya  seorang  gadis  berbaju  hijau dengan  rambut  Pirang. Sakura  hanya  menunduk  namun  tangannya  masih  di  genggam  erat  oleh  sasuke  dan  diangkatnya  tinggi – tinggi.

            “Haha… Ini  adalah  gadis  berambut  aneh  dengan  wajah  pas-pasan..”  kata  sasuke  dengan  lantangnya.

            TRAAAKK….!!

Hati sakura  terassa  hancur, otot  tubuhnya  serasa  tak  berfungsi. Air  mata  mulai  mebasahi  pipinya. Sakura berdiri mematung  walaupun  sasuke  telah  melepaskan  genggamanya. Sasuke  berjalan  sambil  berbisik  ditelinga  sakura.

“Lupakan aku..” datar… sungguh  datar… namun terdengar lirih dan menyakitkan. Itulah  perasaan  sakura  saat  ini. Ia  jatuh  berlutut, air matanya  semakin deras. Ia  lalu  tak  merasakan  apapun  lagi. Ia  pingsan.

***

Sakura  mendengar  sayup  sayup  suara  seseorang  sedang  mengobrol. Kepalanya  terasa  sangat  berat. Setitik  cahaya  ungu  remang remang  pertama  kali  saat ia  mulai  sadar  dan membuka  matanya. Dilihatnya  Ino  dan  Deidara  sedang  menungguinya  di UKS. Mereka  terlihat  sangat  khawatir  terhadap  keadaannya.

“Sakura-chan!! Kau  telah  sadar?” Ino  berlari  kearahnya  dan  memeluk  erat  sakura. Dilihatnya  Deidara  yang saat  itu  juga  terlihat  sangat  mencemaskannya.

“Apa  yang  terjadi?” Tanya  deidara  yang  kini  telah  berada  disampingnya. Sakura  sangat  tak  ingin  mengingat  kembali  kejadiannya  yang  mebuatnya  shock  setengah  mati. Ia  memalingkan  mukanya  dari  hadapan  deidara dengan  tampang  lesu. Deidara  memahami  situasinya  dan  hanya  tersenyum.

“Ino, Bisakah  kita  pulang  sekarang?” Tanya  sakura  kepada Ino. Ino  Nampak  bersalah.

“Maafkan  aku  sakura, tapi  aku  harus  mengerjakan  bahan  presentasi  bersama  teman  kelompokku.” Jawab  ino. Wajh ino Nampak  merasa  sangat  bersalah.

“Tak  apa… aku  bisa  pulang  sendiri.” Sakura  tersenyum  kemudian  mengambil  tasnya. Deidara  yang  tak  bisa  menahan  ucapannya  itupun  segera  bertindak.

“Bagaimana  kalau  kau  pingsan  lagi? Apa aku  harus  mengantarkanmu pulang?” Tanya  deidara  penuh harap.

“Tak  usah  terima  kasih, aku dapat  pulang sendiri.”

“Tidak akan  aku  ijinkan  kau  pulang  sendiri… kau  harus  pulang  bersamaku!” deidara  mulai  memaksa.

Sakura  yang  masih  berjalan  agak  linglung  itupun  berjalan  dan  hampir  terjatuh. Deidara  tersenyum  puas.

“Makanya  kukatakan  kau  pulang  bersamaku”

Sakura  mengalah  dan  mengikuti  deidara  untuk  mengantarnya  pulang. Di  perjalanan  pulang, angin  sepoi – sepoi membuatnya  merasakan  kantuk. Ia  hampir  saja  terjatuh  dari  motor  yang  dikendarai  deidara.

“Hei  sakura, apa  kau  mengantuk? Kuharap kau takkan  terjatuh” deidara  menghentikan  motornya  tepat  di  taman  kota. Sakura  berjalan  oleng  entah  karena  mengantuk  ataukah  karena  efek dariv pingsan  tadi. Deidara  dengan  cekatan  menahan  jatuh  tubuhnya.

Sakura  memandang  pria  yang  3  tahun  lebih  tua  darinya. Ia  tersenyum.

“Arigatou” sakura  melepaskan  genggaman  deidara  dan  berjalan  sendiri  kearah  bangku  taman. Deidara  memandangnya  hingga  ia  telah  duduk  dibangku  taman. Sakura  menoleh  kearahnya  dan  melihatnya  dengan  bingung.

“Oi… apa yang akan  kau  lakukan? Kemarilah!?” sakura  memandang  deidara  heran. Deidara  tersadar  dari  lamunanannya dan  berlari  kecil  menuju  bangku  yang  diduduki  sakura.

“Waah… ini  musim  semi  ya…? indah  sekali  pohon – pohon  yang  berguguran  disini..” Sakura  menatap  takjub  keadaan  disekelilingnya. Hembusan  angin  membuat  helai helai  rambut  merah  jambunya  mulai  menari nari. Sakura  memejamkan  mata  menikmati  tatanan  alam  yang  diberikan  kepada  seluruh  penghuni  bumi.

Deidara  terus  memandang  wajah  sakura  dengan  takjub. Entah  apa  yang  ia  pikirkan. Sakura  yang  menyadari  hal  itu  langsung  bingung.

“Apa yang kau lihat??” sakura mulai  parno. Deidara  tersipu.

“Siapa juga  yang  melihatmu, aku lihat itu tuh…” Deidara  merasa  kikuk  karena  dipergoki. Sakura  yang  telah  parno itupun  mengajak  deidara  mengantarnya  pulang.

“Hooi… gitu aja  udah  parno  duluan.” Deidara  mulai  mengejek.

“Siapa yang parno!?” sakura memukul punggung deidara jengkel. Deidara  hanya  berpura – pura  merintih kesakitan. Sakura  akhirnya  mnyelesaikan aksinya itu.

***

“Terimakasih telah mengantarku.” Sakura tersenyum manis dan  melambaikan  tangannya  kepada  Deidara. Deidara  tersenyum  dan  membalas  lambaiannya.

Sakura  melangkah  gontai  menuju  kamarnya. Ia  teringat  kejadian  yang  menimpa dirinya  sewaktu  di  kantin  kampus.

“Apa salahku padanya?” ujar sakura  sambil  memainkan tombol  ponselnya. Iseng ia  membaca  nomor – nomor kontak. Seketika  ia  terhenti  di  sebuah  nama. “sasuke <3 “ dengan lambang hati. Sakura  memandang  nomor  yang  mempunyai  huruf  belakang  yang  sama  dengan  nomor  ponsel miliknya. Keduanya saat itu  sengaja  memilih  nomor  untuk  sepasang  kekasih.

“apakah  nomor  ini  masih  ia  gunakan?” batinnya  dalam  hati. Untuk  membuktikannya, sakura  berlari  kearah  meja belajarnya  dan  mengambil  sebuah  nomor  ponsel  baru. Segera saja, ia  menggantinya. Kemudian  ia  menelepon  nomor  dengan  nama  ”sasuke <3”. Tiiit… TERHUBUNG!! Sakura terperanjat.

“Haallo?? Maaf ini dengan siapa ya?” suara  orang seberang yang  tak  asing  lagi  baginya. Sakura  mematung. Tak tahu  harus  berbuat  apa.

“Hallo…” Ulang suara  itu.

“Oh.. eh.. hallo.. maaf aku salah sambung” pekik sakura  yang  tak tahu  harus  berkata  apa. Segera  saja  ia  matikan  ponselnya  dan menggantinya  dengan  nomor  yang biasa  ia  pakai.

Sakura  merenung, setelah  apa  yang  sasuke  lakukan  tadi  padanya, kenapa  ia  tak  mengganti  nomor  ponselnya? Kenapa  dia  memakainya? Apakah  dia  masih  menyayanginya..? Tidak!! Tidak  mungkin!! Sakura  menghitung  pertanyaan – pertanyaan  dalam  pikirannya. Cepat cepat  ia  menggantinya lagi  dengan  nomor  yang  ia  pilih  bersama  dengan  sasuke.

Sakura  merebahkan  tubuhnya  diatas  kasur  dan  akhirnya memejamkan  matanya. Rileks  sekali, sakura terus  memejamkan  matanya  agar  merasa  rileks. Tiba – tiba  bunyi  ponselnya  berdering.

Seketika saja, sakura  langsung  bangun  dan  mengamati  layar  ponselnya. Disitu  terlihat “1 message sasuke <3” mata  sakura  yang  tadinya  sayu  kemudian  terbuka  lebar. Segera  saja  ia  memuka  pesan  dari  sasuke.

23 february 2009

Hei sakura, apakah  kau  memakai  nomor  yang  kita  pilih  bersama  waktu  itu?  maafkan aku soal  yang  tadi, bukan  maksudku  untuk  begitu  kejam  padamu, tapi kau harus benar-benar melupakanku… aku mencintaimu

From : Sasuke <3

Sakura  mendelik  kesal  setelah  membaca  pesan  singkat  itu. Hatinya  seakan  teriris  oleh  benda  tajam.

“Baru saja  memperlakukanku  seperti  tadi, bilang  harus  melupakannya tapi mengapa  dia sekarang  bilang dia mencintaiku?!” teriak sakura kesal. Ia  tak  berniat  untuk  membalasnya  karena  kesal.

Namun, kerinduannya  untuk  mengobrol  dengan  sasuke  kini  membuat  hatinya luluh. setelah 30 menit  ia  menunda  membalas  pesan  sasuke, Sekarang  ia  mengambil poselnya  dan  menulis  text  singkat.

“Mengapa  kau permainkan aku? Tenang, aku sudah melupakanmu… kuharap kau senang sekarang!!

To : Sasuke <3

            Sakura  memencet  tombol  send, walaupun  ia  merasa  sedih.. toh  sasuke  ingin  dilupakan  olehnya. Sakura  berkali – kali menarik  nafas  panjang. Dadanya  sangat  sesak. Tak beberapa lama  sebuah  message  masuk  ke ponselnya. Dengan perasaan tak karuan, ia  memberanikan  diri  membuka  text  message  dari sasuke

23 february 2009

Maafkan  aku, aku mencintaimu… sungguh  dan  lebih  mencintaimu  dari  siapapun.. Goodbye…

From : Sasuke <3

Sakura  mulai  kesal  dengan  tindakan sasuke, segera  saja  ia  mengirim  sms.

Berhentilah  mempermainkanku!! Kalau kau ingin kulupakan, berhenti berkata “aku mencintaimu” itu menyulitkanku!!! :,(

To: Sasuke <3

Setelah  sms  terakhir  sakura, segera  saja  sakura  mematikan  ponselnya  dan  meninju – ninju  kasurnya. Ia sangat kecewa  dengan  sasuke. Dia  berbaring  dan  kini  menatap  langit-langit  kamar. Setetes demi setets  air  matanya  jatuh membasahi  pipinya. Dan  kemudian  terlelap.

***

Sakura  berjalan  menelusuri  koridor  kampus. Berharap  bertemu  Ino  dan  menceritakan  kejadian  semalam. Dengan  lesu, ia  menendang – nendang  kerikil  di  sepanjang  jalan. Ia  berpapasan  dengan  wajah yang  tak  asing  lagi. Sasuke!! Sakura  tersentak  kaget. Ia  lalu  memalingkan  mukanya  dan  berjalan  kearah  yang  lain. Tanpa  ia  tahu, sasuke  melihatnya  berjalan  membelakanginya.

Sakura  sangat  kecewa  terhadap  tindakan  sasuke  semalam. Ia  mulai  berlari, titik  titik  air  membanjir  lekuk  matanya. Merasa  tak  berguna. Apa  yang  harus  ia  lakukan  sekarang? Ia telah  hancur. Tapi  hatinya  tetap  mencintai  sasuke.

Agar  tak  dihantui  kekecewaan, sakura  memutuskan  untuk  tinggal  keluar  kota  tanpa  diketahui  siapapun.

3 tahun  telah  berlalu

 sakura  telah  menjadi  seorang  wanita  karir  yang sukses  kini  bekerja  di sebuah  bank. Ia  masih  rindu  kepada  sasuke. Dibukanya nomor  ponsel  yang  diberikan sasuke 3 tahun  lau. Tertulis 23 message. Sakura  kaget  bukan kepalang. Dibukanya satu  persatu.

Tangannya  dengan  cepat  memencet  tombol  handpone .

24 february 2009

Mengapa  kau  menghindariku? Aku ingin bicara padamu.. Jahat!! :,(

From : sasuke <3

Sakura membacanya  sambil  menangis. Ia  kemudian  membuka  pesan  berikutnya.

25 february 2009

Kau dimana? Aku mencarimu… apa kau sakit? :(

From : sasuke <3

            7 sms  sama  berhari – hari. Sakura  Nampak  gelisah lalu  dibukanya  sms  berikutnya..

4 march 2009

Aku mencemaskanmu Sakura, kau dimana?? :’(

From : Sasuke <3

6 sms yang sama setiap hari terus ditulis sasuke sakura  makin kalut. Diam diam ia merasa bersalah.

14 january 2010

Happy valentine day.. I miss you… :’(

From : Sasuke <3

4 sms yang sama Lagi…

23 December 2010

Miss you.. :’(

From : Sasuke <3

4 sms yang sama

14 february 2011

Miss you Honey… :’( kau dimana??

From : Sasuke <3

 

14 february 2012

Jika aku berhenti mengirim pesan, berarti aku telah disampingmu… :’)

From : Sasuke <3

Sakura  menjadi  kaku, air matanya  berderai. Ia ingin berteriak, namun tertahan. Segera ia  menelepon  nomor Sasuke. Namun hasilnya  Nihil. Sakura Mulai bertambah  kalut. Disiapkan koper dan  memesan  tiket  pesawat  hari  itu  juga.

Sesampainya  di  konoha, sakura  belari  di  perumahan  uchiha. Segera  dicarinya  alamat  sasuke. Setelah  sampai, sakura  mengetok  pintu  rumah  sasuke. Seorang  wanita  paruh  baya  membukakan  pintunya.

“Cari  siapa?” Tanya  wanita  itu. Sakura  terdiam.

“Apa  sasuke  ada  di  dalam?” Tanya  sakura  dengan  perasaan risih.

“sasuke??’ ulang  wanitaa itu. Tiba – tiba  seorang  pria  keluar, rambut  khasnya  yang  berwarna  biru  mencuat cuat.

“SASUKE…!!” sakura  segera  berlari  kearah  priaa tersebut  dan  memeluknya. Sasuke  membiarkannya memeluk  dirinya. Ia  tersenyum.

“Maafkaan aku, aku  ingin  sekali  menceritakannya.. namun  kau  selalu  menghindar.” Ujar  sasuke  lembut. Sakura masih  menangis  di  pelukan  sasuke.

“Sudahlah… maafkan  aku..”

“Kau  mengirimkan  pesan  bodoh  seperti  itu  membuatku  khawatir!!” Omel  sakura  sembari menghapus  air  matanya. Sasuke  lalu  mencium  keningnya. Sakura mearasa  tenang.

“Kau  tahu, mengapa  ku  bersikap  seperti  waktu  itu?” Tanya  sasuke. Sakura menoleh  lalu  tersenyum.

“Mengapa? Kau membuatku  malu  dan  cemburu  waktu  itu.” Sakura  mencubit  pelan  lengan  sasuke. Sasuke  tertawa.

“karena  ibuku  belum  bercerai  dengan  ayahku. Ayahku  akan  membantai  orang  yang  kucintai. Agar  ayahku  tak  tahu, aku  berpura – pura  membencimu…tapi  kini, ayahku  telah  resmi  bercerai  dengan  ibuku. Kejadian  itu  aku  lakukan  karena  ayahku  ingin  memastikan  bahwa  bukan  kau  yang  aku  cintai. Ia  mengirimkan  sejumlah  anak  buahnya  untuk  menguntitku.” cerita  sasuke  membuat  sakura  menangis.

“Kenap  menangis?” sasuke  lalu  mendekap  lembut  tubuh  sakura.

“Karena  kau  begitu  menyebalkan waktu itu…”

“Maafkan  aku  sakura….” Sasuke  membelai  lembut  rambut  pink  gadis  tersebut.

“Mengapa  ku  harus  memaafkanmu??” Tanya  sakura  dengan  maksud  bercanda.

‘Because,,,, My  love isn’t a Joke” senyuman  sasuke  membuat  gadis  itu  luluh  dan  kembali  ke dekapan dan kehidupan  sasuke  untuk selamanyaa….

 

:D ~THE-END~ hahahahah Maaf gaje…




Tidak ada komentar:

Posting Komentar