Sasusaku "my love isn't Joke"
Tittle : My
Love Isn’t a Joke
Character :
Sakura Sasuke (Sepenuhnya milik Masashi
Kishimoto)
Genre :
Romantic,
By (Author)
: Vegha Ghae Namikaze
Sakura lagi
lagi mematung didepan jendela kamarnya. Ia sedang memandang bintang yang
saat itu Nampak
indah dan bertaburan. Sakura menghela
nafas panjang kemudian
teringat akan masa
SMAnya. “Sasuke Uchiha” Hanya
nama itu yang
sering ia ingat. Entah
ia telah dirasuki
setan apa hingga
sekarang menjadi seperti
ini.
“Siaaal!!”
Sakura Berjalan dan menghempaskan
tubuhnya dikasur pinknya. Sesekali memejamkan
mata dan meninju ninju kasurnya.
“Kenapa
harus
aku? Aku dan aku? Mengapa tidak
orang lain?” Gadis Pink itu
mulai bergumam sendiri. Diraihnya telepon
genggam dan dicarinya
kontak dengan nama “Ino” lalu memencet tombol “Call”. Setelah beberapa
detik, muncul suara
diseberang telepon.
“Hey,
sakura-chan, ada apaa??” Tanya ino di
telepon. Sakura merasa sesak.
“B..Biss..Bissakah…
K..Kau Ke Rumahku..?” Sakura mulai terbata – bata. Tangannya sedikit
gemetar.
“Apa
yang terjadi padamu!! Ada apa?? Sakura-chan, kau baik – baik saja?”
Tanya Ino Nampak khawatir.
“Ino-chan,
cepatlah…..Tiiiit” sakura memutuskan
sambungan teleponnya.
“Ding…Dong…Ding…Dong…” Bell
rumah sakura berbunyi
setelah beberapa menit
memutuskan sambungan telepon. Sakura menuruni tangga
dan menuju ruang
utama untuk membukakan
Pintu. Terlihat Ino telah menunggu di
ambang Pintu Rumahnya. Segera
saja, sakura menggandeng
tangan Ino dan
menariknya menuju kamarnya.
“Ada apa Sakura? Kau tak apa? Wajahmu Nampak
merah” Seru Ino setengah
Histeris. Sakura yang kala
itu menunduk, kini mulai
menjatuhkan airmatanya. Ia
sedikit mendongak memandang
Ino. Ino Nampak sangat khawatir.
“Ooh..
sakura-chan… bisakah kau ceritakan padaku?” sakura hanya
bisa mengangguk. Dan mulai
berkata.
“Apa kau
ingat insiden saat
kita di SMA? Apa kau ingat
tentang sasuke-kun??” Tanya sakura
dengan sangat lemah. Ino
sedikit berpikir.
“Ooh..
sasuke-kun!! Bukannya dia sekarang
di Amerika? Apa dia telah kembali ke
jepang?” Sahut Ino berbinar.
“Kau tahu dia? Dia yang saat itu
mengajakku keruang kelas
dan menciumku… dia
yang mengatakan cintanya
padaku kepada semua
orang… dan saat itu semua
orang tahu bahwa
dia adalah seorang
playboy.. aku terlalu bodoh
ino-chan… a..ak..akku
benar-benar bodoh!!” sakura
kini menyalahkan dirinya
sendiri. Ino memandangnya dengan
iba.
“apa yang
telah dia lakukan
padamu sakura-chan?” Ino mendekap Tubuh mungil gadis itu.
“hmm….Aku
dan dia saat ini belum putus, dan kau tahu itu.kau ingat, Dia pernah berjanji saat ia kembali ke
jepang, orang pertama yang
ia kunjungi adalah
aku… tapi kini, aku lihat dia
berjalan besama seorang
gadis berambut merah
sambil bergandengan tangan.” Cerita sakura
yang kini tampak
sangat Lesu. Ino mengambil tisu dari
dalam tasnya dan
kemudian ia berikan
kepada sakura.
Ino menganggukkan
kepalanya tanda mengerti.
“Kau
harus melupakannya sakura, kau itu kuat… kau berhak mendapat
yang lebih baik
darinya.walau kau pasti
belum bisa melupakannya
sepenuhnya. Cobalah pelan - pelan”
kata ino
member saran.
“Terima kasih
Ino, kau sahabatku, kau yang
selalu ada untukku.” Sakura mendekap
gadis pirang itu
ke dalam pelukannya. Ino tersentak
dan tersenyum melihat
sahabatnya kembali bersemangat
***
“Sakuraaaa….
Ino telah menunggumu
diluar” Ibu sakura berteriak
memanggil anaknya.
“Iyaa
buu, aku sedang berkemas…” Sakura
berlari menuruni tangga
dan menggigit sandwich
yang baru ia
makan setengah. Kedua tangannya
membawa tas dan
buku. Dengan cepat, sakura
mengemasi alat tulis
dan buku – bukunya kedalam
tas.
“Aku pergi Bu..” teriak sakura
yang berlari keluar
Rumah. Ibu sakura hanya
menggelengkan kepalanya
melihat tingah anaknya.
“Hey sakura, apa
tidak ada yang
tertinggal?? Tanya Ino sambil
menyusuri jalan bersama
sakura. Sakura berhenti sebentar
dan memeriksa tasnya.
“
Sepertinya tak ada..” sakura
tersenyum dan kembali
berjalan. Setibanya di depan
kampus, mereka melihat pria
berambut biru tua
sedang bersandar di
tembok sambil menatap
kearah mereka. Ia kemudian
melambaikan tangan. Sakura tampak
tersentak dan kemudian
berhenti sejenak untuk
memastikan apakah orang
yang melambaikan tangan itu
memanggilnya.
Tiba
– tiba, seorang gadis berambut merah
mendatangi pria itu
dan larut dalam suka
cita. Sakura melihat seluruh
kejadian. Ia hanya terpaku
melihat adegan ini. “sasuke-kun”
gumamnya pelan. Ia menunduk dan
kembali berjallan mengekor Ino. Ia
tak tahu, setelah kepergian
dirinya, sasuke melihatnya dengan
pandangan lirih.
Setiap langkahnya
terasa berat, nafasnya terasa sesak. Ia seakan – akan
ingin roboh dalam
pendiriannya. Ia akhirnya mencoba
duduk di kursi taman
dan menyuruh Ino
agar mendahuluinya.
Ia sangat
merasa tak bertenaga. rasanya setiap otot
dalam tubuhnya telah mati
rasa. Ia ingin menangis, tapi keinginanya
tertahan dan akhirnya
menimbulkan sesak didadanya. Sayup – sayup ia
mengingat kembali memori
indah bersama sasuke.
“Apakah aku
seperti mainan baginya? Apakah aku
telah sirna dalam
hatinya?” Sakura terus bergumam
dengan lirih.
Tiba
– tiba seseorang menepuk
pundaknya. Sakura terkejut dan
memalingkan wajahnya agar
tahu siapa yang
tadi menepuk pundaknya.
“Ooh…
Deidara-Kun, apa kau telah lama
disitu?” Tanya sakura sambil
memaksakan senyumannya.
Deidara adalah
orang yang paling
dekat dengan sakura. Ia
adalah seorang sahabat
sekaligus kakak untuk
sakura.
“Apa aku
bisa duduk disitu?”ujar deidara balik bertanya sambil menunjuk
tempat disamping sakura. Sakura mengangguk
tanda setuju. Deidara
berjalan dan sekarang
ia telah duduk di
samping sakura. Ia tersenyum
manis. Sakura membalasnya dengan
senyuman palsu.
“
apa ada
masalah? Belakangan ini,katanya kau
sering melamun dikelas. Apa
karena sasuke??” mendengar nama
sasuke, sakura terkejut dan
menatap deidara dengan
Kikuk.
“Oh..eh..
eng..enggak kok..” Bohong sakura. Deidara hanya
tersenyum seperti tahu akan perasaanya.
Sambil menatap
gadis dengan warna rambut
mirip permen kapas
itu, Deidara mulai bertanya.
“Kau tak
bisa membohongiku. Sekarang dia
kuliah disini, apa kau
tahu??” kata deidara sembari
mengelus kepala sakura. Sakura tertunduk
dan terdiam.
“ohm..eh..hh...
sudahlah, aku ingin melupakanya.” Sakura akhirnya menjawab setelah terdiam
dengan durasi yang
cukup lama. Ia ingin pembicaraan mengenai
sasuke segera selesai.
“Eh..oh…
a..akku masuk kelas
dulu yah..”sambung sakura tersenyum
dan melambaikan tangan
kearah deidara dan
deidara membalasnya.
Saat pelajaran, sakura hanya
menghabiskan waktu dengan
melamun. Kadang ia hanya
memainkan pulpennya dengan
cara mengetuk – ngetukkannya di atas meja. Hal
ini membuat kakashi, dosen sakura mulai
menegurnya.
“Sakura,
apa kau
sakit?”Tanya kakashi yang
sekarang tepat didepan
wajahnya. Sakura tersentak ia
segera mengatur posisi
duduknya yang tidak
normal.
“Mm..maaf Guru kakashi” sakura menunduk
tak berani melihat
wajah dosennya itu. Kakashi
hanya melihatnya seakan memahami
situasi hatinya.
***
Saat istirahat
tiba. Sakura dan tenten
berjalan menuju kantin. Dilihatnya pria
tadi sedang diekori
beberapa orang wanita. Pria itu tampak
sangat menyukai posisinya
saat itu. Sakura segera
memalingkan mukanya agar
tak melihat wajah
pria itu.
Naas,
Pria itu
mencegat sakura dengan
menggenggam pergelangan tangannya
dan mengangkat tangan
sakura yang ia
genggam. Ia berbisik.
“Huh..sakura..”
ucap sasuke.
hatinya
seakan akan hancur, ia sangat terpukul.
“Siapa dia
sasuke?” Tanya seorang gadis
berbaju hijau dengan rambut
Pirang. Sakura hanya menunduk
namun tangannya masih
di genggam erat
oleh sasuke dan
diangkatnya tinggi – tinggi.
“Haha…
Ini adalah gadis
berambut aneh dengan
wajah pas-pasan..” kata
sasuke dengan lantangnya.
TRAAAKK….!!
Hati
sakura terassa hancur, otot
tubuhnya serasa tak berfungsi.
Air mata
mulai mebasahi pipinya. Sakura berdiri mematung walaupun
sasuke telah melepaskan
genggamanya. Sasuke berjalan sambil
berbisik ditelinga sakura.
“Lupakan
aku..” datar… sungguh datar… namun terdengar
lirih dan menyakitkan. Itulah
perasaan sakura saat
ini. Ia jatuh berlutut, air matanya semakin deras. Ia lalu
tak merasakan apapun
lagi. Ia pingsan.
***
Sakura mendengar
sayup sayup suara
seseorang sedang mengobrol. Kepalanya terasa
sangat berat. Setitik cahaya
ungu remang remang pertama
kali saat ia mulai sadar dan membuka
matanya. Dilihatnya Ino dan
Deidara sedang menungguinya
di UKS. Mereka terlihat sangat
khawatir terhadap keadaannya.
“Sakura-chan!!
Kau telah sadar?” Ino
berlari kearahnya dan
memeluk erat sakura. Dilihatnya Deidara
yang saat itu juga
terlihat sangat mencemaskannya.
“Apa yang
terjadi?” Tanya deidara yang
kini telah berada
disampingnya. Sakura sangat tak
ingin mengingat kembali
kejadiannya yang mebuatnya
shock setengah mati. Ia
memalingkan mukanya dari
hadapan deidara dengan tampang
lesu. Deidara memahami situasinya
dan hanya tersenyum.
“Ino,
Bisakah kita pulang
sekarang?” Tanya sakura kepada Ino. Ino Nampak
bersalah.
“Maafkan aku
sakura, tapi aku harus
mengerjakan bahan presentasi
bersama teman kelompokku.” Jawab ino. Wajh ino Nampak merasa
sangat bersalah.
“Tak apa… aku
bisa pulang sendiri.” Sakura tersenyum
kemudian mengambil tasnya. Deidara yang
tak bisa menahan
ucapannya itupun segera
bertindak.
“Bagaimana kalau
kau pingsan lagi? Apa aku
harus mengantarkanmu pulang?”
Tanya deidara penuh harap.
“Tak usah
terima kasih, aku dapat pulang sendiri.”
“Tidak
akan aku
ijinkan kau pulang
sendiri… kau harus pulang
bersamaku!” deidara mulai memaksa.
Sakura yang
masih berjalan agak
linglung itupun berjalan
dan hampir terjatuh. Deidara tersenyum
puas.
“Makanya kukatakan
kau pulang bersamaku”
Sakura mengalah
dan mengikuti deidara
untuk mengantarnya pulang. Di
perjalanan pulang, angin sepoi – sepoi membuatnya merasakan
kantuk. Ia hampir saja
terjatuh dari motor
yang dikendarai deidara.
“Hei sakura, apa
kau mengantuk? Kuharap kau
takkan terjatuh” deidara menghentikan
motornya tepat di
taman kota. Sakura berjalan
oleng entah karena
mengantuk ataukah karena
efek dariv pingsan tadi.
Deidara dengan cekatan
menahan jatuh tubuhnya.
Sakura memandang
pria yang 3
tahun lebih tua
darinya. Ia tersenyum.
“Arigatou”
sakura melepaskan genggaman
deidara dan berjalan
sendiri kearah bangku
taman. Deidara memandangnya hingga
ia telah duduk
dibangku taman. Sakura menoleh
kearahnya dan melihatnya
dengan bingung.
“Oi… apa
yang akan kau lakukan? Kemarilah!?” sakura memandang
deidara heran. Deidara tersadar
dari lamunanannya dan berlari
kecil menuju bangku
yang diduduki sakura.
“Waah…
ini musim semi
ya…? indah sekali pohon – pohon
yang berguguran disini..” Sakura menatap
takjub keadaan disekelilingnya. Hembusan angin
membuat helai helai rambut
merah jambunya mulai
menari nari. Sakura memejamkan mata
menikmati tatanan alam
yang diberikan kepada
seluruh penghuni bumi.
Deidara terus
memandang wajah sakura
dengan takjub. Entah apa
yang ia pikirkan. Sakura yang
menyadari hal itu
langsung bingung.
“Apa yang
kau lihat??” sakura mulai parno.
Deidara tersipu.
“Siapa
juga yang melihatmu, aku lihat itu tuh…” Deidara merasa
kikuk karena dipergoki. Sakura yang
telah parno itupun mengajak
deidara mengantarnya pulang.
“Hooi… gitu
aja udah
parno duluan.” Deidara mulai
mengejek.
“Siapa yang
parno!?” sakura memukul punggung deidara jengkel. Deidara hanya
berpura – pura merintih
kesakitan. Sakura akhirnya mnyelesaikan aksinya itu.
***
“Terimakasih
telah mengantarku.” Sakura tersenyum manis dan
melambaikan tangannya kepada
Deidara. Deidara tersenyum dan
membalas lambaiannya.
Sakura melangkah
gontai menuju kamarnya. Ia
teringat kejadian yang
menimpa dirinya sewaktu di
kantin kampus.
“Apa
salahku padanya?” ujar sakura
sambil memainkan tombol ponselnya. Iseng ia membaca
nomor – nomor kontak. Seketika
ia terhenti di
sebuah nama. “sasuke <3 “
dengan lambang hati. Sakura
memandang nomor yang
mempunyai huruf belakang
yang sama dengan
nomor ponsel miliknya. Keduanya
saat itu sengaja memilih
nomor untuk sepasang
kekasih.
“apakah nomor
ini masih ia
gunakan?” batinnya dalam hati. Untuk
membuktikannya, sakura
berlari kearah meja belajarnya dan
mengambil sebuah nomor
ponsel baru. Segera saja, ia menggantinya. Kemudian ia
menelepon nomor dengan
nama ”sasuke <3”. Tiiit…
TERHUBUNG!! Sakura terperanjat.
“Haallo??
Maaf ini dengan siapa ya?” suara orang
seberang yang tak asing
lagi baginya. Sakura mematung. Tak tahu harus
berbuat apa.
“Hallo…”
Ulang suara itu.
“Oh.. eh..
hallo.. maaf aku salah sambung” pekik sakura
yang tak tahu harus
berkata apa. Segera saja
ia matikan ponselnya
dan menggantinya dengan nomor
yang biasa ia pakai.
Sakura merenung, setelah apa
yang sasuke lakukan
tadi padanya, kenapa ia
tak mengganti nomor
ponselnya? Kenapa dia memakainya? Apakah dia
masih menyayanginya..? Tidak!!
Tidak mungkin!! Sakura menghitung
pertanyaan – pertanyaan
dalam pikirannya. Cepat
cepat ia
menggantinya lagi dengan nomor
yang ia pilih
bersama dengan sasuke.
Sakura merebahkan
tubuhnya diatas kasur
dan akhirnya memejamkan matanya. Rileks sekali, sakura terus memejamkan
matanya agar merasa
rileks. Tiba – tiba bunyi ponselnya
berdering.
Seketika
saja, sakura langsung bangun
dan mengamati layar
ponselnya. Disitu terlihat “1
message sasuke <3” mata sakura yang
tadinya sayu kemudian
terbuka lebar. Segera saja
ia memuka pesan
dari sasuke.
23 february
2009
Hei sakura,
apakah kau memakai
nomor yang kita
pilih bersama waktu
itu? maafkan aku soal yang
tadi, bukan maksudku untuk
begitu kejam padamu, tapi kau harus benar-benar
melupakanku… aku mencintaimu
From :
Sasuke <3
Sakura mendelik
kesal setelah membaca
pesan singkat itu. Hatinya
seakan teriris oleh
benda tajam.
“Baru
saja memperlakukanku seperti
tadi, bilang harus melupakannya tapi mengapa dia sekarang
bilang dia mencintaiku?!” teriak sakura kesal. Ia tak
berniat untuk membalasnya
karena kesal.
Namun,
kerinduannya untuk mengobrol
dengan sasuke kini
membuat hatinya luluh. setelah 30
menit ia
menunda membalas pesan
sasuke, Sekarang ia mengambil poselnya dan
menulis text singkat.
“Mengapa kau permainkan aku? Tenang, aku sudah
melupakanmu… kuharap kau senang sekarang!!
To : Sasuke
<3
Sakura memencet
tombol send, walaupun ia merasa sedih.. toh
sasuke ingin dilupakan
olehnya. Sakura berkali – kali
menarik nafas panjang. Dadanya sangat
sesak. Tak beberapa lama
sebuah message masuk
ke ponselnya. Dengan perasaan tak karuan, ia memberanikan
diri membuka text
message dari sasuke
23 february
2009
Maafkan aku, aku mencintaimu… sungguh dan
lebih mencintaimu dari
siapapun.. Goodbye…
From :
Sasuke <3
Sakura mulai
kesal dengan tindakan sasuke, segera saja
ia mengirim sms.
Berhentilah mempermainkanku!! Kalau kau ingin kulupakan,
berhenti berkata “aku mencintaimu” itu menyulitkanku!!! :,(
To: Sasuke
<3
Setelah sms
terakhir sakura, segera saja
sakura mematikan ponselnya
dan meninju – ninju kasurnya. Ia sangat kecewa dengan
sasuke. Dia berbaring dan
kini menatap langit-langit
kamar. Setetes demi setets air matanya
jatuh membasahi pipinya. Dan kemudian
terlelap.
***
Sakura berjalan
menelusuri koridor kampus. Berharap bertemu
Ino dan menceritakan
kejadian semalam. Dengan lesu, ia
menendang – nendang kerikil di
sepanjang jalan. Ia berpapasan
dengan wajah yang tak
asing lagi. Sasuke!! Sakura tersentak
kaget. Ia lalu memalingkan
mukanya dan berjalan
kearah yang lain. Tanpa
ia tahu, sasuke melihatnya
berjalan membelakanginya.
Sakura sangat
kecewa terhadap tindakan
sasuke semalam. Ia mulai
berlari, titik titik air
membanjir lekuk matanya. Merasa tak
berguna. Apa yang harus
ia lakukan sekarang? Ia telah hancur. Tapi
hatinya tetap mencintai
sasuke.
Agar tak
dihantui kekecewaan, sakura memutuskan
untuk tinggal keluar
kota tanpa diketahui
siapapun.
3
tahun telah berlalu
sakura
telah menjadi seorang
wanita karir yang sukses
kini bekerja di sebuah
bank. Ia masih rindu
kepada sasuke. Dibukanya
nomor ponsel yang
diberikan sasuke 3 tahun lau.
Tertulis 23 message. Sakura kaget bukan kepalang. Dibukanya satu persatu.
Tangannya dengan
cepat memencet tombol
handpone .
24 february
2009
Mengapa kau
menghindariku? Aku ingin bicara padamu.. Jahat!! :,(
From :
sasuke <3
Sakura
membacanya sambil menangis. Ia
kemudian membuka pesan
berikutnya.
25 february
2009
Kau dimana?
Aku mencarimu… apa kau sakit? :(
From :
sasuke <3
7 sms sama
berhari – hari. Sakura Nampak gelisah lalu
dibukanya sms berikutnya..
4 march
2009
Aku
mencemaskanmu Sakura, kau dimana?? :’(
From :
Sasuke <3
6 sms yang
sama setiap hari terus ditulis sasuke sakura
makin kalut. Diam diam ia merasa bersalah.
14 january
2010
Happy
valentine day.. I miss you… :’(
From :
Sasuke <3
4 sms yang
sama Lagi…
23 December
2010
Miss you..
:’(
From :
Sasuke <3
4 sms yang
sama
14 february
2011
Miss you
Honey… :’( kau dimana??
From :
Sasuke <3
14 february
2012
Jika aku
berhenti mengirim pesan, berarti aku telah disampingmu… :’)
From :
Sasuke <3
Sakura menjadi
kaku, air matanya berderai. Ia
ingin berteriak, namun tertahan. Segera ia
menelepon nomor Sasuke. Namun
hasilnya Nihil. Sakura Mulai
bertambah kalut. Disiapkan koper
dan memesan tiket
pesawat hari itu
juga.
Sesampainya di
konoha, sakura belari di
perumahan uchiha. Segera dicarinya
alamat sasuke. Setelah sampai, sakura mengetok
pintu rumah sasuke. Seorang wanita
paruh baya membukakan
pintunya.
“Cari siapa?” Tanya
wanita itu. Sakura terdiam.
“Apa sasuke
ada di dalam?” Tanya
sakura dengan perasaan risih.
“sasuke??’
ulang wanitaa itu. Tiba – tiba seorang
pria keluar, rambut khasnya
yang berwarna biru
mencuat cuat.
“SASUKE…!!”
sakura segera berlari
kearah priaa tersebut dan
memeluknya. Sasuke membiarkannya
memeluk dirinya. Ia tersenyum.
“Maafkaan
aku, aku ingin sekali
menceritakannya.. namun kau selalu
menghindar.” Ujar sasuke lembut. Sakura masih menangis
di pelukan sasuke.
“Sudahlah…
maafkan aku..”
“Kau mengirimkan
pesan bodoh seperti
itu membuatku khawatir!!” Omel sakura
sembari menghapus air matanya. Sasuke lalu
mencium keningnya. Sakura
mearasa tenang.
“Kau tahu, mengapa
ku bersikap seperti
waktu itu?” Tanya sasuke. Sakura menoleh lalu
tersenyum.
“Mengapa?
Kau membuatku malu dan
cemburu waktu itu.” Sakura
mencubit pelan lengan
sasuke. Sasuke tertawa.
“karena ibuku
belum bercerai dengan
ayahku. Ayahku akan membantai
orang yang kucintai. Agar ayahku
tak tahu, aku berpura – pura membencimu…tapi kini, ayahku
telah resmi bercerai
dengan ibuku. Kejadian itu
aku lakukan karena
ayahku ingin memastikan
bahwa bukan kau
yang aku cintai. Ia
mengirimkan sejumlah anak
buahnya untuk menguntitku.” cerita sasuke
membuat sakura menangis.
“Kenap menangis?” sasuke lalu
mendekap lembut tubuh
sakura.
“Karena kau
begitu menyebalkan waktu itu…”
“Maafkan aku
sakura….” Sasuke membelai lembut
rambut pink gadis
tersebut.
“Mengapa ku
harus memaafkanmu??” Tanya sakura
dengan maksud bercanda.
‘Because,,,,
My love isn’t a Joke” senyuman sasuke
membuat gadis itu
luluh dan kembali
ke dekapan dan kehidupan sasuke untuk selamanyaa….
:D
~THE-END~ hahahahah Maaf gaje…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar